Sabtu, 11 Maret 2023 – 20:35 WIB
VIVA Nasional – Keberpihakan Kepala BP2MI Benny Rhamdani terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) tak diragukan lagi. Melalui Rapim, Benny meminta jajarannya agar lebih sensitif dan gaul merespon isu di lapangan, terutama dalam merespon aduan PMI. Pernyataan keras Benny itu, menyikapi kasus meninggalnya Purwanto PMI asal Cilacap atas insiden kebakaran di Korea Selatan.
Benny mengatakan dalam Rapim, Jumat 10 Maret 2023 agar jajarannya gerak lebih cepat. Jangan sampai pihak Istana Negara lebih tahu lebih dulu mengetahui informasi tentang PMI, dibanding BP2MI sebagai Lembaga yang menaungi hal PMI.
“Harus miliki sensitivitas masalah-masalah di lapangan. Terutama dalam merespon aduan PMI, seperti aduan dari PMI di Korea Selatan,” kata Benny dalam Rapat Pimpinan (Rapim) BP2MI, di Kantor BP2MI, Jakarta, dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Sabtu 11 Maret 2023.
BP2MI melepas sekitar 300 pekerja migran yang akan dikirim ke Korea Selatan.
Jika sampai bobol mendapatkan informasi, Benny khawatir, imbasnya lembaga BP2MI dibubarkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, ia meminta, para pejabat BP2MI minimal rajin membaca berita.
“Bapak ibu harus rajin membaca berita, update. Hayo, please kita Gaul, gaul, gaul, membaca berita setiap pagi itu yang saya minta dan sarankan,” pinta Benny.
“Kalau beritanya sudah masuk istana lalu BP2MI nggak tau apa-apa, ini yang repot. Kalau presiden nanya, ngapain aja orang BP2MI, jangan sampai lembaga ini dibubarin,” sambungnya.
Halaman Selanjutnya
Benny menjelaskan, Purwanto merupakan PMI G to G Manufacturing asal Cilacap yang mengalami luka bakar disekujur tubuh mencapai 77 persen. Purwanto meninggal pada Senin 6 Maret 2023 lalu, setelah koma 10 hari di rumah sakit.
Sumber: www.viva.co.id